ANTISIPASI KEBUTUHAN BENIH BERSERTIFIKAT TAHUN 2024, DPTPH-SUMBAR LAKSANAKAN PERTEMUAN KOORDINASI PENANGKAR BENIH TANAMAN PANGAN

Posted on 2024-05-07 21:44:34 | by : SYASTRA LASMANA, S.TP | 127 kali dibaca | Category: BERITA


PADANG. Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat (DPTPH-Sumbar), Febrina Tri Susila Putri, S.P., M.Si. membuka Pertemuan Koordinasi Penangkar Benih Padi dan Jagung di Provinsi Sumatera Barat Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Benih Bersertifikat Tahun 2024. Pertemuan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat. Narasumber Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifkasi Benih (BPSB) Tanaman Pangan dan Hortikultura DPTPH-Sumbar, Ir. Yelfi Fatriezi, M.P. dan UPTD Balai Benih Induk (BBI) DPTPH-Sumbar diwakili oleh  Rafni, SP. Kegiatan dilaksanakan di Aula Pertemuan DPTPH-Sumbar, Selasa, 7 Mei 2024.

Dalam arahannya, Febrina menjelaskan latar berlakang diadakannya pertemuan ini antara lain masih tingginya kebutuhan benih bersertifikat sedangkan produksinya masih rendah. “Penggunaan benih bersertifikat terutama untuk komoditi padi di Sumatera Barat masih berkisar di angka 30 %. Hal ini perlu diantisipasi dengan meningkatkan pembinaan terhadap penangkar benih yang ada”, paparnya.

“Tujuan diadakannya pertemuan koordinasi ini, untuk meningkatkan pemakaian benih bersertifikat, meningkatkan aktifitas penangkar dalam memproduksi benih untuk mencapai kemandirian benih ditingkat kabupaten/kota di Sumatera Barat dan pencarian solusi terbaik oleh stake horder terhadap permasalahan benih”, tambahnya.

Senada dengan hal itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan DPTPH-Sumbar, Dedek Sri Aulia, S.P., M.M., menambahkan diperlukannya upaya dalam memberikan pemahaman kepada petugas dan masyarakat tentang pentingnya arti penggunaan benih bersertifikat. Pembinaan penangkar dengan melaksanakan kunjungan pembinaan oleh Pengawas Benih Tanaman dalam menjaring aspirasi penangkar. “Meningkatkan keaktifan dan menghidupkan kembali penangkar yang tidak aktif, serta menumbuhkan penangkar-penangkar baru berupa memberikan berbagai macam stimulus sebagai upaya bersama dalam meningkatkan ketersediaan dan pemakaian benih bersertifikat”, tutupnya (PWC)