FIELD DAY SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TANAMAN (SLPHT)

Posted on 2024-07-31 00:15:43 | by : Atapertanian | 219 kali dibaca | Category: BERITA


PASAMAN. Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Tanaman (SLPHT) Padi yang ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya.

UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, sesuai tupoksi melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura dibidang Pengendalian Serangan Organisme Penganggu Tanaman (OPT) telah melaksanakan Sekolah Lapang Penganggu Hama Tanaman (SLPHT) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Subur, Nagari Panti Utara, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman dengan luas lahan 1000 m² (1 Ha) yang dimulai sejak bulan Mei 2024 sampai dengan bulan Juli 2024 dengan prinsip pengendalian hama terpadu, yaitu :

  1. Pengendalian tikus dengan menggunakan tabung bambu sebagai perangkap tikus
  2. Melakukan pengendalian walang sangit dengan mengunakan botol air mineral dengan memakai umpan keong mas sebagai perangkap walang sangit
  3. Selain tersebut di atas, juga melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan mengunakan ramuan yang berasal dari tumbuhan yang dikelola menjadi ramuan nabati.

Adapun varietas yang dipergunakan pada SLPHT tersebut adalah varietas Ser Tani (varietas lokal).

Sebagai akhir dari pelaksanaan SLPHT tersebut maka dilaksanakan Field Day yang dilaksanakan pada hari Selasa 30 Juli 2024, yang dihadiri langsung oleh Bupati Pasaman yang diawali dengan panen bersama Kepala UPTD BPTPH Sumbar, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman.

Kepala UPTD BPTPH Sumbar, Afneli, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu yang telah dilaksanakan tersebut dalam pelaksanaan SLPHT, diharapkan dapat menciptakan sistem pengendalian hama tanaman padi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memberikan hasil yang optimal tanpa merusak lingkungan sekitar.  rinput’65 (send by Rina Putra)