Ktna dan petani milenial perkuat pembangunan pertanian di Sumbar
Posted on 2024-09-23 08:52:06 | by : saidil anam | 503 kali dibaca | Category: BERITA
Pemerintah Sumatera Barat melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, menggelar pertemuan dengan KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dan petani milenial dari seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat pada Selasa, 17 September 2024. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan di tingkat nasional. Pertemuan yang berlangsung di Auditorium Gubernur Sumbar, Kota Padang, dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, serta dibuka oleh Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pebrina Tri Susila. Acara ini menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk menjaring aspirasi serta usulan terkait kebijakan pembangunan pertanian yang akan dimasukkan dalam revisi RPJMD 2021–2026.
Diskusi dan sesi tanya jawab menjadi bagian penting dalam pertemuan ini, di mana para perwakilan KTNA dan petani milenial se-Sumbar menyampaikan usulan dan kebutuhan mereka untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara maksimal di lapangan. Dengan adanya dialog tersebut, diharapkan kolaborasi antara pemerintah dan petani semakin erat, serta solusi konkret dapat diambil untuk menghadapi tantangan di sektor pertanian.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumbar Mahyeldi menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya mempertahankan Sumatera Barat sebagai lumbung pangan nasional dengan meningkatkan produksi melalui pemanfaatan teknologi serta jejaring petani milenial dari hulu hingga hilir. Pemerintah juga berkomitmen mengalokasikan 10 persen anggaran dari APBD Sumbar untuk mendukung pembangunan pertanian di daerah tersebut.
Ketua Petani Milenial Provinsi Sumbar, Hariyanda Ade, menyatakan bahwa pertemuan ini dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam mendorong peningkatan hasil produksi pertanian di masa mendatang. Saat ini, tercatat ada 756.022 petani milenial di Sumbar yang mayoritas berusia di atas 19 tahun. Jumlah ini menunjukkan bahwa petani milenial mampu beradaptasi, menguasai pasar, serta membangun jaringan di tingkat nasional